Lek Jo Dipersimpangan Jalan Taman Pancasila

Malam itu Lek Jo bergegas memenuhi undangan kawannya
Lek Jo yang anggota serikat buruh sangat berbangga hati
Diundang kawannya walau hanya ngobrol ngalor ngidul
Diwedangan gaul pojok Taman Pancasila

Lek Jo sebenarnya tidak setampang buruh biasanya
Tubuhnya tambun, gempal, bicaranya datar
Tidak menggambarkan seorang aktifis buruh
Namum ketika berbicara tentang buruh gaya bicaranya berubah berapi-api

Lek Jo saat itu berbaju batik agak lusuh
Walau baginya baju yang sangat baik
Lek Jo mencukur papak rambutnya
Supaya tidak terlalu terlihat benar rambutnya yang mulai memutih

Ya...Lek Jo saat itu ingin menampakkan profesinya sebagai aktifis buruh
Bersama kawan-kawannya dipersimpangan jalan Taman Pancasila
Berbangga hatinya Lek Jo karena kawannya Lek Jo ada yang politisi, advokat, polisi
Dan tentunya kaum buruh pabril yang Lek Jo naungi

Kawannya Lek Jo yang polisi bercerita...
Di Jaten ada kawan Paiko yang sudah enam bulan gajinya belum dibayar
Karena perusahaan tempatnya bekerja tidak mampu membayar upahnya
Ya...tak mampu membayar upahnya karena buyer menunggak pembayaran
Ahhh cerita lama cerita outsourching yang mestinya kita tolak bersama-sama

Kawan Lek Jo yang politisi bercerita...
Di Colomadu ada kawan Paimo lemah lunglai diatas amben rumah orang tuanya
Buruh borong linting rokok harus menerima kenyataan di PHK perusahaannya
Karena cukai rokok semakin tinggi dan tingginya persaingan industri rokok
Ya...karena di PHK mereka tak mampu menghidupi dirinya lagi

Kawannya Lek Jo yang advokat bercerita...
Di Kebakkramat ada kawan Paijo buruh pabrik tekstile
Sekarang luntang luntung mencari pekerjaan
Bininya hamil tujuh bulan binggung siapa yang akan menjamin persalinannya
Siapa yang akan menanggung kesehatannya
Siapa yang akan menanggung pendidikannya kelak

Dimana-mana ada Paiko, Paijo dan Paimo
Ya...dimana-manq
Kemana mereka akan dapat menghidupi diri dan keluarganya
Sementara para borjuis asik berpesta bersama politisi

Ada satu mimpi belum terbayar
Ada satu angan yang belum terlunasi
Ada banyak masalah yang nelum selesai
Seiring larut malam dipersimpangan jalan Taman Pancasila
Hanya dalqm satu kata...dalam barisan. Ya...dalam satu barisan...
Dalam solidaritas Kaum Buruh...HIDUP BURUH 3X...

Karanganyar, 15 Maret 2014
Kicauan Dab Penyo Supriyanto

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“711” Memaknai Pitulungan Dan Kawelasan (?)

SELAMAT DATANG DI FSP KEP KSPI KARANGANYAR

Bisa Berimbas PHK Massal, Buruh Garmen dan Tekstil di Karanganyar Juga Tolak Kenaikan BBM