Bersamalah para Pejuang dan bukan para Pecundang



Cerita banyaknya para penitip nasib ternyata bukan cerita atau mungkin sebuah teori literature sejarah perjuangan para Pejuang Serikat Pekerja/Buruh dalam menjalankan perannya dalam organisasi mereka, namun demikianlah adanya ternyata mereka real ada disekitar kita atau bahkan diri kita sendiri atau teman dekat kita itu sang penitip nasib itu? Sering kali kita duduk termenung sambil menghisap sigaret kretek dan minum kopi kental manis mengangankan perbaikan nasib kita, kenaikan upah kita, perbaikan jaminan sosial kita, namun apa yang kita lakukan? Ya tetap duduk termanggu, berharap ada sebuah keajaiban?, Allah akan menurunkan rejeki kepada kita segera? menyerahkan sepenuhnya perjuangan kepada pengurus serikat pekerja atau perwakilan mereka? Ah saya rasa itu tidak mungkin sesuatu hal akan kita dapat dengan hanya termanggu berharap ada keajaiban, “Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum jika kaum itu tidak mau merubahnya” saya rasa kutipan sangat pas sekali dalam konteks ini.
Sejarah panjang perjuangan pekerja / buruh dalam memperoleh  hak-hak mereka sepertinya berdarah-darah, ada saja para pejuang itu “gugur” dalam perjuangannya karena iming-iming pengusaha dengan jabatan yang mereka anggap prestisius karena mereka ditempatkan pada posisi strategis diperusahaan dengan jabatan kepala seksi, kepala bagian ataupun sebagai manager ada juga dimasukkan dalam jajaran personalia dan akhirnya berhadap-hadapan degan teman sendiri sesama pejuang pekerja/buruh. Ada juga “gugur”nya para pejuang pekerja buruh itu karena mungkin terlalu vocal dan konsistensinya mereka dalam perjuangan mereka sering dimutasikan pada bagian-bagian yang bukan latar-belakang pendidikan mereka sehingga  hal ini dari kacamata pengusaha, pejuang ini dianggap tidak mampu menjalankan tugasnya dan berujung ancaman pemutusan hubungan kerja, Dan puncak dari itu semua adalah satu yaitu menghentikan suara mereka, menghentikan gerakan mereka, membungkan sepak-terjang mereka, dengan berbagai cara dan upaya?
Ada sebuah cerita suatu saat saya ditanya kawan suatu perusahaan ternama apa rencana aksi berikutnya? Demo apa lagi? Sepertinya kawan yang satu ini sangat antusias ketika ada pergerakkan pekerja/buruh? Selidik punya selidik ternyata kawan yang satu ini tidak ada kontribusi terhadap organisasi/pergerakkan akan tetapi nuntutnya minta ampun…anggota bukan, solidaritas juga tidak… wah 3x suatu saat kawan ini bertanya besuk demo ya? Justru saya balik bertanya, lha kamu ikut tidak? Dia balik tanya sangune piro? [kemakan iklan kali kawan yang satu ini : “wani pirooo???] Wah wah saya pikir orang ini bajingan betul hehehe mikirnya untung dan untung melulu… dan inilah orang-orang yang bisa meng”gugur”kan para pejuang pekerja/ buruh. 
Inilah fakta sejarah bangsa Inggris, Australia dan bangsa-bangsa lainnya pemerintahannya dari  kalangan Buruh? Dan inilah fakta sejarah di Indonesia kelas buruh termarjinalkan bak jaman penjajahan menjadi kuli rodi, romusha, budak  di bangsanya sendiri. Lalu dimanakah para pejuang-pejuang itu? mari kita kumpulkan para camerade, mari kita satukan para pejuangan, mari kita bersatu-padu marilah kita satukan pergerakkan buruh Indonesia, saatnya kaum buruh berkuasa dan saatnya kaum buruh memimpin bangsa ini….BERSAMALAH PARA PEJUANGAN DAN BUKAN PARA PECUNDANG!!!! 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“711” Memaknai Pitulungan Dan Kawelasan (?)

SELAMAT DATANG DI FSP KEP KSPI KARANGANYAR

Bisa Berimbas PHK Massal, Buruh Garmen dan Tekstil di Karanganyar Juga Tolak Kenaikan BBM