Belajar Iklas Dan Pasrah Dari Tetua Kampung

Setelah sekian waktu berkurangnya aktifitas dipergerakan tidak menyurutkan untuk tetap beraktifitas walau dilingkup masyarakat ternyata lebih enjoy dan semakin meningkatkan spritualitas.

Adalah mbah Wito seseorang yang menurut beberapa kawan umurnya paling tua dikampung saya akan tetapi masyaAllah begitu rajin sholat berjamaah dimasjid, setua itu begitu iklas dalam sebahyang seharusnya yang lebih muda dan kuat lebih giat lagi masa kalah dengan yang tua (?)

Adalah pak Jono mantan kades/ lurah didesa saya dalam kondisi fisik yang sekarang kalau boleh dibilang sakit lebih rajin sembahyang masjid bahkan datangnya lebih awal dibandingkan yang lain, sering kali menyerukan adzan walau nafasnya tidak sampai, kasihan juga kenapa setua itu mau jadi muadzin (?) walau sebenarnya yang lebih muda banyak.

Masih banyak lagi tetua lain seperti mbah Diro, mbah Panijo, mbah Gethuk telah menginspirasi saya untuk lebih giat dirumah Allah, setidaknya sekarang telah masuk dalam ketakmiran walau masih kekuranganya, belajar kembali membaca Al Quran dan lain lainnya.

Para tetua telah memberi saya contoh untuk istiqomah dalam pergerakan dan tetap iklas dan pasrah karena hanya Allah-lah yang maha pemberi kenikmatan. Keiklasan, kepasrahan, keteguhan, keyakinan hanya Allah-lah tempat memohon dan pemberi kenikmatan. 

Maka nikmat manakah dari Tuhanmu yang hendak kau dustakan (?)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“711” Memaknai Pitulungan Dan Kawelasan (?)

SELAMAT DATANG DI FSP KEP KSPI KARANGANYAR

IKRAR FSP KEP