Bekerja Dengan Hati Bukan Dengan Retorika

sebuah catatan kecil
Ungaran 28.5/16 disela2 agenda Musda saya berkesempatan mendampingi pimpinan pusat yang berkesempatan hadir dalam agenda tersebut. Tidak ada yang istimewa dalam beberapa tema pembicaraan selain ramah tamah setelah sekian waktu tidak bersua.
bapak yang saya dampingi ini berpenampilan kalem akan tetapi terlihat tegas dalam bersikap, tidak seperti aktifis lainnya keras dalam berorasi atau berkoar dalam bicara, saya melihat dengan bahasa yang santun dan lembut sebagai bapak melahirkan pemikiran2 yang hebat sebagai negosiator dan organisatoris.
suatu saat berbicara tentang Pengupahan Jateng yang konon upahnya paling rendah se-Indonesia beliaunya bertanya ada apa dengan Pengupahan Jawa Tengah ?
****
seorang kawan saya yang pengiat perburuhan yang mengatakan jalan pergerakan kurang lebih seperti ini, (entahlah maksudnya apa?) : jadi jangan menyalahkan buruh yang mengakibatkan lambat laju kendaraan tuan dijalan raya bahkan dijalan tol sekalipun, sebab mengharapkan gerakan buruh yang lemah lembut santun dan normatif sama konyolnya membuat tuan2 tersenyum. Sungguh hukum sangat lambat merespon persoalan buruh sama seperti lambatnya kendaraan tuan!
ahh kau apa maksudnya kawan saya, yang jelas bapak yang saya dampingi menimpali apa hasil dari “kerasnya” pergerakannya(?) apakah upah Jateng naik dengan signifikan? ataukah ada bargaining dengan kekuasaan? ada banyak aliansi di Jateng tapi toh terendah juga? bahkan pabrik tempat mereka bekerja merumahkan pekerjanya ? apa yang mereka lakukan? apa mau “keras” juga?
silakan lihat yang keras atau yang santun tempat bersemayamnya bekerja dengan hati dan jiwa, bukan retorika atau padanan hasil berkarya.
bekerja dengan hati bukan dengan retorika.
salam DPS

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“711” Memaknai Pitulungan Dan Kawelasan (?)

SELAMAT DATANG DI FSP KEP KSPI KARANGANYAR

Bisa Berimbas PHK Massal, Buruh Garmen dan Tekstil di Karanganyar Juga Tolak Kenaikan BBM