membangun peran SP/SB untuk membuat suara kita terdengar (?)



Seiring dengan eforia reformasi di segala bidang sejak 1997, telah terbentuk banyak serikat pekerja/ buruh baik itu sektoral maupun yang umum, yang berafiliasi dengan induk organisasi maupun serikat pekerja mandiri, akan tetapi dengan banyaknya serikat pekerja/ buruh tidak berbanding lurus dengan jumlah keanggotaannya akan tetapi jumlah mereka berkurang, sebenarnya dengan banyaknya serikat pekerja/ buruh tentunya keanggotaanya lebih banyak, organizer banyak tentunya tingkat kemampuan SDMnya akan lebih baik tapi toh sampai saat ini nasib pekerja/ buruh masih termarjinalkan, apanya yang salah(?) ada apa dengan serikat pekerja/ buruh(?) disetiap aksi gerakan buruhpun selama ini sepertinya identik dengan dengan demo menuntut upah layak, aksinya sering ricuh dan jalan macet karena aksinya bla…bla…...mungkin inilah saatnya kita merubah paradikma yang selama ini dijalankan para aktifis serikat pekerja/ buruh untuk membangun peran untuk membuat suara kita terdengar(?) ada beberapa langkah yang mungkin bisa menjadi bahan kajian bagi para leader-leader serikat ditingkat local maupun nasional sebagai berikut :


  1. Dirikan partai politik berbasis pekerja/ buruh

Sebenarnya syahwat berpolitik kita para aktifis buruh sudah dimulai dengan berdirinya partai buruh ternyata dengan beberapa kali proses pemilihan umum tidak ada itu partai buruh masuk parlemen, mungkin menurut pandangan saya ternyata partai buruh itu cuma didukung dibeberapa elemen buruh itu sendiri coba misalnya dari semua sektor serikat pekerja/ buruh itu bersatu membangun sebuah partai yang didukung oleh semua sp/sb tentunya Negara ini akan dipimpin oleh para buruh, mengambil contoh di Negara Inggris, Australia disana kekuasaan pemerintah dipimpin oleh partai buruh, bagaimana dengan kita.(?)


  1. Para aktifis buruh masuk partai politik apapun partainya

Sudah selayaknya para aktifis buruh berfikir juga untuk masuk partai politik apapun itu partainya setidaknya agenda kerja kita para aktifis buruh akan menjadi agenda kerja partai yang kita ikuti. Ingat agenda kerja kita membawa pesan dari kaum pekerja/ buruh untuk agenda kerja layak bagi semua, perluasan lapangan pekerjaan, jaminan sosial bagi pekerja/ buruh, dan keterlibatan dalam dialoge sosial.


  1. Parlemen jalanan

Mungkin yang ini sudah menjadi agenda rutin para aktifis buruh dalam meyuarakan agenda kerja kita baik itu melalui aksi aksi mereka selama ini, setidaknya saban Mayday ataupun aksi aksi tuntutan mereka untuk sebuah normatif semata. akan tetapi aksi gerakan buruh selama ini diidektikkan dengan demo menuntut upah layak, aksinya sering ricuh dan jalan macet karena aksinya itu harus kita rubah dengan aksi aksi yang simpatik yang menyentuh hati perasaan para pengambil keputusan di pemerintahan ataupun bagi para pengusaha dan para pemerhati perburuhan bahwa kita cerdas dalam sebuah tuntutan dan cerdas dalam sumberdayanya.


  1. Menjalin hubungan dengan para legislatif

Menjalin hubungan dengan para legislatif harus dimulai dari saat pen-caleg-an sampai menjadi legislatif dengan membangun komitment komitment dengan caleg/ legislatif yang kita dukung untuk menyuarakan apa yang menjadi agenda kerja sp/sb sekarang dan akan datang.


  1. Membangun jaringan dengan media massa

mungkin inilah saatnya kita merubah paradikma yang selama ini dijalankan para aktifis serikat pekerja dengan aksi turun kejalan dengan konsep “dengan pena lawan penindasan” akan lebih nyaring dan keras suara kita serta lebih terdengar ketika hubungan dengan media massa baik itu cetak dan elektronik daripada ketika kita bersuara dengan sound yang besar sekali didepan Istana Negara toh itu tidak didengar sang penguasa, sang penguasa akan mendengar dari telingga kanan keluar ke telingga kiri saat itu saja tetapi manakala dalam sebuah tulisan mungkin saat ini tidak dibaca suatu saat tulisan itu ada di meja kerjanya melalui media massa, leaflet, ataupun media lainya.


  1. Membangun komunikasi dengan eksekutif

Serikat pekerja/ buruh sebagai bagian dari kelompok masyarakat tentunya akan bisa menjadi corong suara kelompok masyarakat lainya melalui keterlibatan kita dalam dialog sosial dan tentunya menyuarakan agenda kerja kita, mengambil contoh keterlibatan kita di Musrenbang, RPJM, RPJP, Strategi pengentasan kemiskinan, MDGs dan lain lainya.


  1. Membangun jaringan dengan lembaga lembaga lainnya

Sebagai lembaga yang konsern terhadap masalah masalah sosial sudah selayaknya pula sp/sb menjalin hubungan dengan berbagai lembaga sosial yang lainnya seperti NGO, LBH, LBH Perburuhan, Organisasi keagamaan, berbagai LSM dan lainnya supaya apa yang menjadi agenda kita menjadikan mereka ngeh/ dipahami dan dimengerti kawan kawan yang lain apapun organisasi mereka.

Menarik benang merah dari ketujuh pilihan tersebut diatas marilah kawan kawan para aktifis serikat pekerja/ buruh untuk konsern terhadap permasalahan permasalahan di sekitar kita, janganlah kita terkukung dengan agenda kita sendiri, tentang upah minimum, lembur dan lain sebagainya. Akan tetapi ada satuhal yang harus diperhatikan tentang hak hak ekosob sebagai warga negara misalnya, tentunya itu akan mengurangi belanja kita dari upah yang kita terima tentunya ini akan menaikan kesejateraan pekerja/ buruh itu sendiri. Banyak hal lain yang perlu kita pikirkan dan perjuangkan semisal pendidikan gratis, kesehatan gratis, kesetaraan gender dan tentu ini kita lakukan dalam dialog sosial keterlibatan kita sebagai bagian masyarakat sipil. Yang jelas saya berharap apapun peran anda baik itu politisi, buruh kontrak, LSM, Eksekutif, Legislatif dan sebagainya akan bisa mengagendakan agenda agenda pekerja/ buruh dan dituangkan dalam tatanan perburuhan nasional yang seimbang demi kesejahteraan pekerja indonesia sekarang dan akan datang. Bagaimana menurut anda(?) Salam Solidaritas!


oleh : Eko Supriyanto


Komentar

Postingan populer dari blog ini

“711” Memaknai Pitulungan Dan Kawelasan (?)

SELAMAT DATANG DI FSP KEP KSPI KARANGANYAR

IKRAR FSP KEP