“Terimakasih Teruntuk Para Pendengkiku”
Hari ke 15 (lima belas) tantangan #NulisRandom2015 dari komunitas #NulisBukuComunity
ZowLow – elo elo para pendengkiku
terimakasih ya atas semua kedengkian anda selama ini, karena dengan
kedengkianmulah aku menjadi seperti sekarang ini, hahaha tanpa kita
sadari para pendengki telah memberikan banyak masukan tanpa perlu kita
minta saran dan pandangan orang lain, mereka akan selalu perhatian
dengan kita bahkan melebihi orang-orang yang dekat dengan kita.
Seringkali ketika banyak para pendengki
mencaci, mengkritisi kita tidak tahan atau bahkan akan menantang
berkelahi adalah jamak dilakukan sebagian orang namun perhatikanlah
berapa banyak hikmah dibalik kedengkian mereka.
Terkadang kita tidak akan tahan dengan
ocehan mereka bahkan kita pun hampir tak sanggup untuk sekedar tidak
mendengarkan apa yang mereka katakan. Para pendengki itu adalah korektor
sekaligus motivator kita.
Berterimakasihlah kepada mereka atas
kedengkiannya, atas pengklarifikasian atau pengolongan mereka atas apa
yang kita perbuat sehingga menjadikan kita akan lebih dari apa yang
mereka sangkakan kepada kita, semoga keberkahan untuk anda semua para
pendengkiku.
Syeikh ‘Aidh al-Qarni dalam bukunya
“Usykur Hassadak” (Berterimakasihlah pada Pendengkimu) menulis, “Kamu
takkan selamat dari penggolongan manusia, meski kamu dalam menara
mercusuar kebaikan. Saat kamu berbicara, menulis, atau mengarang, maka manusia akan mulai mengklasifikasikanmu.
- Jika kamu pencari ilmu yang memuji pendapat ulama dan menukil pendapat ahli mazhab, maka mereka akan menganggapmu pentaklid kolot yang ta’ashub.
- Saat kamu menggunakan dalil dan bersandar pada nash, maka mereka akan menganggapmu zhahiri (literalis) yang skriptualis.
- Saat kamu meninggikan suara, menggunakan kata-kata kasar, dan menolak penyelewengan-penyelewengan agama, maka kamu akan disebut khawarij.
- Saat kamu memperbanyak kabar gembira, mengingatkan manusia dengan ampunan Allah, serta membuka pintu harapan manusia pada tobat, maka kamu akan diperkenalkan sebagai murji’ah.
- Saat kamu membarengi penguasa dan berlunak dengan mereka, maka kamu akan dianggap ulama penjilat penguasa.
- Saat kamu berbicara tentang yang lain dan menukil pendapat Barat, maka kamu dianggap sebagai kaum liberal.
- Saat kamu berbicara mengenai peradaban dan eksperimen peradaban lain, maka kamu adalah sekular.
- Saat kamu membahas kekuasaan dan yang menguatkannya, maka kamu akan dianggap pengikut Ikhwanul Muslimin.
- Saat kamu menyinggung al-wala’ dan al-bara’, maka kamu adalah penganut paham Sururiyyah.
- Saat kamu banyak memberi kabar gembira dan sedikit memberikan peringatan dan ancaman, kamu adalah Jamaah Tabligh.
- Saat kamu membahas masalah khilafah Islamiyah, maka kamu akan dianggap menjadi pengikut Hizbut Tahrir.
- Saat kamu menyeru pada manhaj salaf dan menolak kesyirikan serta bid’ah, maka kamu akan disebut sebagai kaum Wahabi.
- Dan saat kamu banyak menceritakan kemuliaan Nabi dan banyak memujinya, maka kamu akan disebut sebagai Sufi.”
Barokallah
Komentar
Posting Komentar
In Solidarity Forever....Salam Solidaritas Tanpa Batas!!! Cerdas Militan Bertanggung-Jawab